Krisis finansial global telah membawa perekonomian Indonesia ke perlambatan tingkat pertumbuhan ekonomi. Setelah sebelumnya melambung di atas 6,5%, pertumbuhan ekonomi 2009 diprediksi akan jatuh pada kisaran 4-4,5%%. Padahal, penurunan pertumbuhan ekonomi jelas akan berimplikasi pada peningkatan angka pengangguran masyarakat. Akhirnya pun, tingkat kemiskinan akan mengalami kenaikan dan rakyat semakin menderita.

Ini tentu menjadi warning bahwa perekonomian Indonesia selama beberapa tahun ke depan akan berada pada kondisi suram. Oleh karena itu, Pemilu 2009 harus memunculkan asa dan semangat baru. Pemilu 2009 harus melahirkan legislator dan juga pemerintah yang mampu membuat senjata ampuh untuk membawa perekonomian Indonesia tidak terpuruk dan semakin maju. Menurut hemat penulis, senjata paling ampuh itu adalah peningkatan program prorakyat, terutama di bidang ekonomi.

Program prorakyat merupakan program dari pemerintah untuk dan oleh rakyat agar dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Ini dapat dimaknai karena rakyat adalah stakeholder paling utama sehingga harus menjadi prioritas utama dalam dalam penyusunan program pemerintah. Oleh karena itu, semakin banyak program prorakyat yang digulirkan maka semakin cepat pula upaya pengentasan rakyat dari kemiskinan dan pengangguran.

Menilik rapor kepemimpinan SBY-JK selama 5 tahun ini, memang sudah lumayan banyak meningkatkan taraf hidup rakyat. Tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari 16% pada tahun 2005 menjadi 15,4% pada tahun 2008. Akan tetapi, data statistik itu tidak bisa dijadikan acuan dasar dan dapat menjadi kamuflase belaka ketika kita melihat semakin banyak berdiri rumah kumuh di kota-kota besar dan pengemis berkeliaran di jalanan kota. Ini bukti kemiskinan belum sepenuhnya terentaskan dan masih menyisakan persoalan besar.

Program ekonomi prorakyat seharusnya kini berorientasi pada penciptaan lapangan kerja, tidak hanya pada pengentasan kemiskinan saja. Logikanya, penciptaan lapangan kerja otomatis akan mengentaskan kemiskinan. Oleh karena itu, BLT bukanlah solusi cerdas sebagai program ekonomi prorakyat. Alangkah lebih prorakyat jika dana BLT kemudian dialokasikan untuk program-program yang mendorong masyarakat produktif menciptakan lapangan kerja sendiri, alih-alih untuk konsumsi harian.

Oleh karena itru, pemerintah harus menggiatkan program yang mendorong hasrat masyarakat untuk berwirausaha. Kemudahan dengan pemberian modal yang layak tentu adalah jalan awalnya. Penyuluhan dan bimbingan usaha oleh pemerintah pun mutlak dilakukan agar dalam perjalanan usahanya, masyarakat tidak merasa kesulitan. Penyediaan infrastruktur usaha, seperti pasar, jalan dan listrik, pun harus ditingkatkan pemerintah sebagai pendukung suksesnya ekonomi berbasis rakyat.

Sudah seharusnya pemerintah dan legislator lebih fokus pada program ekonomi prorakyat ketimbang pro pemodal besar. Dengan cara ini, kemiskinan pun akan tercerabut dari akar persoalannya. Jadi rakyat pun tidak akan sia-sia (lagi) memilih para wakil rakyat dalam pemilu 2009 karena mereka, dalam lima tahun ke depan, seharusnya lebih diperhatikan kesejahteraannya.

0 komentar